Bismillah... berikut Puisi "Rayuan Hujan":
rintik hujan membasahi
kau pun tahu,
menuruni merahnya rona pedih
tapi kau tak mengatakan apa yang baru saja terlewati
diamkan gemericik yang bertalu
heningkan malam yang sendu
seolah tak menyadari,
tinggalkan geletak mentari di sudut hampa,
nan jauh dari mata hati terkelam
dengarkan, ia masih menabuh alam
ingin satu, dan tak mungkin lebih
ingin tahu, dan tak mungkin lebih
ingin rasa, dan tak mungkin lebih
tapi singgahkah kau saat ia mulai diam?
berharap cemara-cemara basah di batas bukit impian
lalu memeluk dedaunan berduri,
perih... namun tak jua melangkah
masih diamkah lubuk semu yang bersandar di jiwa?
dan hinakan pelangi impian yang bertaburan di alas pandangan
sesampainya di awal hari cerita malam
bergelutlah waktu
kembali basah dengan rayuan hujan yang mesra
dan kau tetap tak merasa
ibanya..., khayalannya..., harapnya...
buangkan sekelumit kenangan terpisah
saat rintikannya berhamburan melalui kata-kata
bermanja luka di muara bukit yang tersakiti
pasrah...
#Sejuta mimpi untuknya ~ Pesona di Bumi Khatulistiwa#
11 Januari 2012
Tags
Puisi#
Share This
Puisi Zuwaily
Puisi
Kategori:
Puisi
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Author Details
Zuwaily adalah nama pena dari admin Blog Puisi ini. Suka main game, menulis, dan membaca apa saja. Lebih banyak diam dan merenung. Ayah satu anak yang hobi traveling & blogging, sedang belajar youtube juga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar