Bismillah... berikut Puisi "Kidung Nurani (Masih Tersisa)":
tubuhnya menggigil di antara api yang membakar rumah
dan ia berlari tuk menjauhi ketakutan
setelah kemarin rumah itu berfoya bisingkan deru musik jelata
segelas kopi dan sebungkus rokok pun tak lenyap semalam saja
lalu kenapa duka begitu cepat?
anak kelam itu bergetar di pojok kardus-kardus berserak
ia tak ingin disalahkan sementara badan tegap berbaju seragam itu,
mengintai bibirnya yang bergumam cemas
alangkah hati membujuk akal tuk tenangkan malam
meski tangan-tangan sudah mencambuk daging tak bertulang
anak berkeriting si kelam itu
pun waktu mulai berlarian
di antara kotak musik yang tersisa di malam peristiwa itu
terjatuh tubuhnya sesaat dengarkan kicau luapan amarah
bukan sebab tubuh kekar itu, namun
nurani masih membisikkan ada satu cinta yang tak terbakar
Jakarta, 2012
24 Agustus 2012
Puisi Kidung Nurani (Masih Tersisa)
Tags
Puisi#
Share This
Puisi Zuwaily
Puisi
Kategori:
Puisi
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Author Details
Zuwaily adalah nama pena dari admin Blog Puisi ini. Suka main game, menulis, dan membaca apa saja. Lebih banyak diam dan merenung. Ayah satu anak yang hobi traveling & blogging, sedang belajar youtube juga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar