Bismillah... berikut Puisi "Seputung Rokok dalam Bungkus Kelam":
seputung rokok dalam detik yang berdetik
terhisap mati sekejap pandang
bimbang menggema tuk bujuk rayu si pandir, sebab
di mana warung-warung membuka lapak setelah kematian?
Satu. Dua. Tiga.
pada degup jantung tercium asap-asap yang tiba keluar dari selokan
di satu kisah yang teramat lama menduka meski hidung tersumbat decak
sebungkus rokok dalam tempurung mengumpat putung
mencuri dedaunan di kebun tembakau milik si punya
kawan bukan lagi kawan, musuh pun dikata kawan
sementara di tengah malam ada secangkir kopi yang masih penuh
belum terseruput mesra
menjadi dingin... sedingin kubahan es di kutub raga
Jakarta, 2012
27 Agustus 2012
Puisi Seputung Rokok dalam Bungkus Kelam
Tags
Puisi#
Share This
Puisi Zuwaily
Puisi
Kategori:
Puisi
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Author Details
Zuwaily adalah nama pena dari admin Blog Puisi ini. Suka main game, menulis, dan membaca apa saja. Lebih banyak diam dan merenung. Ayah satu anak yang hobi traveling & blogging, sedang belajar youtube juga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar