Bismillah... berikut Puisi "Nasehat Bumi Pertiwi":
bumi pertiwi berdarah lagi
setelah sekian lama diam
akhirnya terusik pada nestapa
jerit tangis, begitu pilu
lalu adakah ia ingin membasuhnya?
sekejap pula laut menghitam
kepulan asap di ketinggian menuangkan lahar
ke daratan.
pun sungguh pilu terdengar
nyanyian serak dari perempatan jalan
di sini, kata mereka
bukan lagi tanah yang pantas dipijak
atau pun dibangun istana-istana perak
di sini, kata mereka
hanyalah tempat pembuangan sampah
dari ujung dasi yang kotor melekat
: nafsu
lalu bumi pertiwi hanya diam,
tak berkutik
apapun adalah takdir, begitu pahamnya
anak-anak seolah bangkit dari jasad berumur
- renta lagi pikun
dan di mana nyawa dapat membasuh
darah-darah yang sudah meluap,
banjir ke urat nadi?
cukup diam dan renungkan umur,
begitu bumi pertiwi menasehati
Jakarta, 2012
19 Oktober 2012
Puisi Nasehat Bumi Pertiwi
Tags
Puisi#
Share This
Puisi Zuwaily
Puisi
Kategori:
Puisi
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Author Details
Zuwaily adalah nama pena dari admin Blog Puisi ini. Suka main game, menulis, dan membaca apa saja. Lebih banyak diam dan merenung. Ayah satu anak yang hobi traveling & blogging, sedang belajar youtube juga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar