Bismillah... berikut Puisi "Perjalanan Panjang":
walaupun aku selalu rapuh
saat menuliskan syair-syair di bilik si papa
tak pernah bunyi keluh terkuak dari bibir yang hitam
seumpama matahari yang beranjak
menuju siang. itulah aku
namun kerap bualan mencoret-coret wajah
putihnya seolah susu berisi racun,
tak berdaya, seketika
hujan rintik pun berayun teriring lembayu di sudut kampung
ini adalah perjuangan, bisik angin
membelai tubuh dalam dekap tulus
dan aku adalah nanar yang jatuh dengan air mata
bukan sebab ada yang menghantarkan pupus
pun onak-onak yang bertebar di beranda rumah
tetapi kasih, cita bertabur di bilik syair yang tercipta
adalah seumpama nada-nada dari doa si papa
'aku adalah aku
sebagai proses menuju tahta bertinta'
dan tengah setiap rupa
walaupun rapuh, terkadang angin selalu berbisik -lagi-
:
kita tak pernah tahu
jalan di depan rumah adalah ruang di atas khayal
biarlah tumpah agar detak jantung merasa biasa
sebab perjalanan masih panjang
Jakarta, 2012
24 November 2012
Puisi Perjalanan Panjang
Tags
Puisi#
Share This
Puisi Zuwaily
Puisi
Kategori:
Puisi
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Author Details
Zuwaily adalah nama pena dari admin Blog Puisi ini. Suka main game, menulis, dan membaca apa saja. Lebih banyak diam dan merenung. Ayah satu anak yang hobi traveling & blogging, sedang belajar youtube juga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar