Bismillah... berikut Puisi "Nasab Puisi":
dan kemudian terlahir sebagai anak
dari sang ibu
lalu tumbuh besar seperti waktu menganakkan hari
dan kepada alam ia menyertakan pena
pada seutas napas yang masih terulur
melalui sebuah puisi yang mencipta
lantas mendekap sebuah rahim yang dulu pernah hidup
dan kepada kesunyian ia merentas
sebagai ayah dari anak berlalu cucu
tumbuh besar,
mengembangkan sayap-sayap nasab dari sebuah puisi
lantas jatuh,
di samping makam yang sudah berumur puluhan tahun
kemudian ia bilang,
"ibu mengajarkan kepada kita puisi,
bukan permainan."
Jakarta, 2013
09 Maret 2013
Tags
Puisi#
Share This
Puisi Zuwaily
Puisi
Kategori:
Puisi
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Author Details
Zuwaily adalah nama pena dari admin Blog Puisi ini. Suka main game, menulis, dan membaca apa saja. Lebih banyak diam dan merenung. Ayah satu anak yang hobi traveling & blogging, sedang belajar youtube juga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar