Kumpulan Puisi Zuwaily

Puisi-Ku

29 Maret 2014

Puisi Ilusi Takdir


Inilah sebuah puisi dalam sepenggal kisah :: Aku terkurung beberapa masa sebelum aku memberanikan diri mendaki (red: menurun) ke satu jenjang paling bawah di sebelah napas-napas menanti. Aku hadir dalam puisi yang kubuat tak beraturan.

Lalu puisi yang akan kubuat ini kusebut sebagai ironi-ironi di masa pergolakan dan kunamai Ilusi Takdir

aku tak akan menghampiri jika ia,
yang bernama waktu datang dengan tertatih
memasuki sebuah kata yang dinamakan hati

aku tak akan terguling pada noda-noda
yang dikata buih sebagai cemeti

lantas, aku terseok di gumpalan nama-nama
membatin tak berjanji sudah!!!

aku tak akan mati
meski jemari menghantam kata-kata lewat mimpi
maka kunamakan ilusi takdir

dan aku,
memberantakkan jiwa-jiwa yang jatuh tersohor karena bisuku

Jakarta, Maret 2014

"Teman, aku mengatakan cinta lebih dari sahabat kepada dia yang memotong-motong mimpi di tengah tidurku. Apa kau sanggup mengutarakan janji-janji jika dia berkata janji pada dua musim yang gugur dulu?"

"Aku pernah mengajari namun kini karma mengajariku. Apa harus kusebut karma sebagai guruku?"

1 komentar: