Bismillah... berikut Puisi "Kereta Malam":
kereta yang kutumpangi anjlok di tengah rel
aku – penumpang panik, benar-benar panik
rupanya malam masih diam tak beranjak
sementara jurang-jurang menampakkan sesal
mengibaskan angin yang terlalu dingin diserap bulu-bulu tubuh
kereta kami anjlok
masinis tak dapat berbuat, telepon mati
tak ada listrik di antah berantah ini
tak ada himbauan meski kami harus naik sebelum berangkat
kami panik, terlalu panik
padahal kemarin sebelum pamit kendara waktu sudah bilang:
"besok, ada sepuluh nyawa yang digenggam
termasuk kau!"
Jakarta, 2012
26 Agustus 2012
Tags
Puisi#
Share This
Puisi Zuwaily
Puisi
Kategori:
Puisi
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Author Details
Zuwaily adalah nama pena dari admin Blog Puisi ini. Suka main game, menulis, dan membaca apa saja. Lebih banyak diam dan merenung. Ayah satu anak yang hobi traveling & blogging, sedang belajar youtube juga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar