Bismillah... berikut Puisi "Memoar Semalam":
: untuk KJ
aku belum mampu menulis sebuah sajak. pun sekata. namun kau kerap datang dengan puisi. paksakan kehendakmu tuk mengangkat pena dan kertas. aku tak mampu! namun -sekali lagi- kau selalu bilang: - bukan kau tak mampu, tapi huruf-huruf itu berteriak dengan sendirinya. mencumbumu.
dan kali ini kau datang dengan pesan, seperti sebelumnya. aku membaca lalu saksikan kunang-kunang menghias di sekeliling kertas yang kauberikan dulu. takjub. tengah malam. walau belum kupahami apatah pandir masih berkata: aku tak mampu!
tapi senyummu. senyum puisimu, tiba-tiba menjadi bukti jika sajak itu bukanlah puisi yang selama ini kucari. bukan sembilu pada kata. namun rasa ketika langkah memakna. kau bisikan: seperti matahari tak tertutup malam dikurung sunyi. aku ingat betul, dan begitu ingat: jangan biarkan kata menghentikan puisi.
kesederhanaanmu, begitu kiranya.
Jakarta, 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar