Bismillah... berikut Puisi "Menatap Senja di Lahore":
kupaksakan langkah mendayu
lewati puingpuing di serambi tak berpenghuni
lalu seketika, napas mengabarkan
ada wewangi mendedahkan luka
sejatinya, cabarkan sejarah yang menganga
pada nestapa lunglai,
kesendirian
aku bertepuk pada sembilu
menyemai parau tak berarti
sesaat kusisakan agar jejak tak segera hilang
biarkan menepi, menyuguhkan seberapa besar
lautlaut yang tumpah basah melalui ujung pena
dan lumat terbakar dahaga di keramaian
- tangisan
ini bukan kali pertama aku berjalan
bukan jua menepuk langit pada buku usang
namun lebih dari sekadar juang di senja yang menipis
seraya sembunyikan dukaduka
meski terulur benang putih yang terlalu kusut diikatkan
sungguh! aku hanya bisa menatap sungaisungai berlumur merah
pun di suatu senja
waktu yang beda,
kutemukan langkahku bermukim di satu tempat yang sama
dimana kubahkubah emas bertabur nestapa
sebab satu mata tak terusik di belantara
: kata dan ilmu
Jakarta, 2012
08 September 2012
Puisi Menatap Senja di Lahore
Tags
Puisi#
Share This
Puisi Zuwaily
Puisi
Kategori:
Puisi
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Author Details
Zuwaily adalah nama pena dari admin Blog Puisi ini. Suka main game, menulis, dan membaca apa saja. Lebih banyak diam dan merenung. Ayah satu anak yang hobi traveling & blogging, sedang belajar youtube juga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar