Bismillah... berikut Puisi "Santun Berasap":
santunku kepada asap yang mengepul
melalui celah udara di hadapan wajah
begitu setianya aku
menemani malam-malam mendekati takbir
meski tak hendak beranjak
menyeruput secangkir pekat yang tak tersisa
ampasnya
aku seperti bujang burung yang berkoar-koar
pagi membangunkan mata
pagi pula menidurkan mata
dan tak pernah urung ketika langkah-langkah sudah asik berleha
di rumah makan
di kantor-kantor yang mengajarkan huruf a
aku masih menyantunimu
melalui celah udara di atas kepala
padahal ketika senja 'kan tiba,
aku tergeletak di sembarang dipan
yang berasap... bertuliskan nama Izroil di dada
santunku padamu
setiaku padamu,
ternyata
tak seperti as-Shidiq menemani Nabi
lalu aku tak segera melangkah
dan segera bilang:
"kuucapkan santun yang tak kumengerti
pada asap-asap di setiap sudut kamar"
Jakarta, 2013
25 September 2013
Tags
Puisi#
Share This

Puisi Zuwaily
Puisi
Kategori:
Puisi
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Author Details
Zuwaily adalah nama pena dari admin Blog Puisi ini. Suka main game, menulis, dan membaca apa saja. Lebih banyak diam dan merenung. Ayah satu anak yang hobi traveling & blogging, sedang belajar youtube juga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar