Bismillah... berikut Puisi "Aku Tetap Menunggu":
aku tercekat ketika kau menulis kata-kata
di sebuah dinding yang menghias di wajah kita
aku terperangah dalam tangis yang diam-diam
kemudian, kuikatkan dalam takdir hidupku
: aku tetap menunggumu
seandainya aku dapat menerima dan memahami
pun menolak dan menyesali
tali-tali itu tak akan terulur mesra
jiwa-jiwa akan tergoncang oleh amarah
cemburu
pun dendam yang tak berkesudahan
karena waktu
kemahatololanku terkapar, tertawa bisik setan
lalu merembas dalam buai di antara nafsu
...
duhai jiwa yang terkurung di hati,
inikah permainan seperti kisah Punguk merindukan Bulan?
kalimat itu dalam bingkai kata
adalah sejarah... sebuah titik balik meski selalu saja kubilang
: aku tetap menunggumu
dan untukmu dalam jiwa
meski tangan pun tak bertepuk untukku
hanya ada seutas mutiara yang tersenyum,
membuatku tergerak menuju cinta di atas cinta
'aku tetap menunggumu'
meski menyakitkan, menyedihkan
dalam kabut yang menghalang hati
Jakarta, 2013
02 Oktober 2013
Tags
Puisi#
Share This

Puisi Zuwaily
Puisi
Kategori:
Puisi
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Author Details
Zuwaily adalah nama pena dari admin Blog Puisi ini. Suka main game, menulis, dan membaca apa saja. Lebih banyak diam dan merenung. Ayah satu anak yang hobi traveling & blogging, sedang belajar youtube juga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar