Kumpulan Puisi Zuwaily

Puisi-Ku

11 Juli 2018

Puisi - Terseret Angka-Angka


Hi puisi..., aku pernah bertamu kepadamu. Mungkin sesekali kita bercengkrama sederhana meski tak lama. Ya, seandainya saja ingat dengan kata-kata yang keluar mungkin kau tak akan lupa dengan janjimu.

Aku ingat waktu itu di beberapa angka yang dengan sendirinya malah menjatuhkanku. Aku tak tahu! Salah aku atau dia atau mereka? Di sanalah kumenemukan satu prahara yang tak pernah usai sampai saat ini.

Aku bertamu dan tak seperti yang diinginkan olehnya. Sedih memang! Apalagi aku pun tak pernah kembali lebih dari tiga puluh enam bulan. Sangat lama! Aku pun tak menahu lagi nasib yang jatuh di waktu itu.

pernah kita merasa
: bahwa keinginan sesuai kenyataan

hanya merasa

pernah kita menyata
: bahwa realita sungguh menyiksa

benar adanya

di angka-angka itu aku terseret
jatuh
terjungkal
sakit
... dan basah

duh!
seandainya kau mendengar aku
atau aku yang mendengar
mungkin tak akan begini (?)

Di Awal Mimpi

Dahulu sejak aku mengetiknya dan berdiri tepat di depan pintu rumahmu, aku malu. Padahal kau menyuruhku datang. Sejak itu, aku terlena dan haus terhadap mimpi-mimpi. Namun, sejak kau tak peduli dengan kedatanganku yang kesekian kalinya. Hanya bercakap sebentar, mengaduk kopi, dan menghisap rokok, kau mengutarakan janji:

"Mimpi-mimpimu mungkin saja tercapai, tapi kau terlena angka-angka yang menyeretmu!"

Aku diam... dan sejak itu kita seperti tak mengenal.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar