Kumpulan Puisi Zuwaily

Puisi-Ku

04 April 2020

Puisi - Ketika Mencinta Pada Sang Pagi


Suatu ketika, aku pernah bertanya kepada kawan tentang cinta. Cinta yang seharusnya ada bukan untuk dinikmati atau dirasa. Cukup dilihat dengan mata dan gelagat-gelagat tubuh. Dan di suatu pagi, aku menghela napas saat rintik-rintik jatuh tak beraturan dengan musik yang meracau tak sempurna.

Dia diam... tak berkata maupun bertanya. Dia menatap kosong pada hamparan langit yang masih saja basah. Lantas, bergeser sedikit mengarah siluet matahari yang sedikit pun tak mengindah di tonggak berdiri kokoh.

kawan...
bukankah cinta dicinta?

kawan...
bukankah cinta mencintai?

lihat burung-burung itu
dia tak berhenti meski guyur langit menghujam
cukup bersama, searah, dan erat menatap

kawan...
apatah cinta mencipta hampa
- yang terangkum waktu di risalahmu?

Dia tak beranjak dari penyemayaman sementara. Hanya diam, bergerak sedikit, dan sesekali memejamkan mata.

Ya..., di pagi itu. Saat basah tumpah di lantai yang menjadi saksi kecumbuan hasrat tak bergejolak. Hampa, lirihnya.

Jakarta, 04042020

Tidak ada komentar:

Posting Komentar