Bismillah... berikut Puisi "Memburu Dajjal":
suatu ketika di rumah kecil nan sempit
terdengar teriakan mengalun bak petir menggelegar malam
bukan sebab kesakitan karena ibu memarahi sang anak
bukan pula air mata meninggalkan kasih
karena maya membias pada kehinaan waktu
sejak itu,
hari-hari membungkam tuk lewati jalan lalu menyepikan rumah itu
keluar sejenak dan mencari makan di setiap kata
menodongkan emas yang sengaja tercipta dari kerinduan harta
meluluhkan hati yang sedia kala terjamah hasrat
menyembilu rona di pipi yang terbakar
sebab daging memakan daging di perut sendiri
padahal setelah lama,
rumah itu kembali terbangun dengan emas berparas ikhlas
menyongsong senja tuk dijadikan berhala
lambat laun pun tak lagi bijak berdiri angkuh
karena mata-mata khawatir kebenaran terungkap durja
meski hati terbahak-bahak menyulam benih laknat
cemburu doa!
begitu saat pengelana mencari dosa-dosa pada helai benang terajut
termakhfi dan tak mengira jika mulut dan tubuh meregang nestapa
petanda waktu mulai mengebiri hati yang teronggok jera
meski anak-anaknya melonglong bak serigala di ujung jurang rerimbunan malam
padahal sedetik kemudian nurani sedang memburu Dajjal
pada surau kecil yang menyisi di ruang fana
Jakarta, 2012
17 Juni 2012
Tags
Puisi#
Share This
Puisi Zuwaily
Puisi
Kategori:
Puisi
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Author Details
Zuwaily adalah nama pena dari admin Blog Puisi ini. Suka main game, menulis, dan membaca apa saja. Lebih banyak diam dan merenung. Ayah satu anak yang hobi traveling & blogging, sedang belajar youtube juga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar